Minggu, 28 November 2010

Terapi Untuk ABK

Pertumbuhan anak selalu menjadi perhatian setiap orang tua manapun. Terlebih bila ada orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (ABK). Adanya hambatan perkembangan dan belajar anak ABK ini tentu memerlukan perhatian ekstra dari orangtua. Terapi menjadi salah satu cara yang penting untuk mendukung kebutuhan perkembangan ABK, tentunya dengan keunikan pribadi yang jelas berbeda dari anak umumnya.
Terapi dapat dilakukan secara dua tahapan, antara lain dilakukan pada tahap intervensi perkembangan anak usia dini atau pra-sekolah lalu tahap kedua adalah terapi edukatif bagi anak usia sekolah. Dimulai dari usia 5 atau 6 tahun. Penerapan terapi bagi ABK dapat orangtua tinjau dari tiga aspek, antaralain aspek medis, aspek psikis dan aspek edukatif yang secara bersama atau tidak bersamaan diberikanatas dasar pemeriksaan intensif dan terpadu dari para terapis.
Terapi medis sendiri adalah terapi penunjang yang dilakukan bukan sebagai upaya penyembuhan. Terapi yang menggunakan obat-obatan sebagai penunjang peningkatan kemampuan ABK baik dalam psikoedukatif atau lainnya.Lalu apa itu terapi psikoedukatif ?, terapi ini merupakan terapi perkembangan dan belajar bagi ABK yang dapat menumbuh serta mengembangkan potensi anak secara maksimal, didalam keterbatasan anak.
Anda sebagai orangtua dapat mencoba beberapa alternative terapi berikut ini :
1. Terapi psikofarmaka, terapi jenis ini tentu menggunakan obat-obatan seperti neuroleptik, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), antidepresan trisiklik yang dapat berfungsi memperbaiki perilaku gejala autistic sepertisikap menarik diri dan stereotip serta penurunan agresivitas, hiperaktivitas serta depresi.
2. Terapi biomedis oksigen hiperbarik (HBO), merupakan terapi yang dapat meningkatkan konsentrasi oksigen dalam tubuh ABK, pada terapi ini terjadi pembentukan pembuluh darah baru dan meningkatkan antioksidan. Terapi ini masih sangat mahal dan belum lazim dilakukan di negara kita.
3. Fisioterapi adalah jenis terapi yang dapat meningkatkan kemampuan motorik, baik untuk keseimbangan dan gerak motorik kasar maupun pengingkatan fungsi rasa raba dan keterampilan motorik halus, misalnya saja okupasi terapi, terapi sensori integrasi, snozelen terapi, orthosis terapi, hidroterapi, terapi tomatis, terapi lumba-lumba dan sebagainya.
4. Terapi wicara dilakukan bagi ABK untuk meningkatkan keterampilan bicara serta kemampuan berbahasa, yang termasuk dalam terapi ini antara lain terapi komunikasi, play-date dan sebagainya.
5. Terapi musik (bunyi dan nada) digunakan untuk meningkatkan relaksasi dan perhatian serta pengembangan kemampuan konsentrasi ( kemampuan luhur) anak berkebutuhan khusus.
6. Terapi warna ( gelombang dan cahaya) berguna untuk meningkatkan keseimbangan ( harmonisasi) fungsi fisik, mental dan emosional.
7. Terapi edukatif ata pengelolaan instruksional pembelajaran, bukan pendidikan merupakan terapi untuk menumbuh kembangkan keterampilan belajar atau akademik seperti membaca, menulis dan berhitung.
8. Psikoterapi merupakan sebuah cara untuk meningkatkan kemampuan psikis dasar dan perkembangan, misalnya saja floortime terapi, terapi bermain, terapi perilaku, pengelolaan control diri dan emosional, terapi keluarga.
9. Diet terapi lebih ditekankan pada pengaturan gizi atau nutrisi anak, bentuk terapi ini dilakukan pada anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan dan keseimbangan fungsi hormonal serta efektifitas penyerapan dan penyebaran nutrisi dalam tubuh.
10. Brain gym ( senam otak) untuk meningkatkan keseimbangan fungsi otak kanan dan otak kiri yang dapat dilakukan bagi tubuh maupun keterampilan luhur lainnya.

Terapi Perkusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

“Selama ini penanganan anak-anak ABK banyak yang menggunakan obat-obatan, kita menghindari itu dengan bekerjasama dengan seorang advicer lulusan Florida, USA bernama Paula Chandra, dan akhirnya tercetuslah sebuah gagasan untuk menjadikan alat perkusi sebagai sebuah terapi”, terangnya kepada Timlo.net. Ia melanjutkan bahwa penanganan anak-anak ABK dengan menggunakan perangkat musik perkusi mampu meningkatkan konsentrasi.
Beberapa siswa ABK binaanya pun telah menunjukkan progress yang cukup luar biasa positif. “Yang coba kita kembangkan adalah konsentrasi anak-anak tersebut. Namun tidak semua ABK bisa diterapi dengan metode ini, pasalnya ABK ini banyak macamnya, ada yang hiperaktif ada yang jenius, bahkan ada yang keterbelakangan mental. Salah satu siswa kami ada yang sangat jenius namun ia tidak bisa menggerakkan tangannya. Ia bercita-cita menjadi komposer”, jelasnya.
Sementara itu Bassis Krakatau Band Pra Budi Dharma, mengatakan bahwa proses terapi dengan menggunakan metode permainan perkusi ini telah satu tahun digalakkan di GRSD, namun ia juga menambahkan perlu pembinaan terhadap para pengajar, pasalnya penanganan ABK jauh membutuhkan perhatian khusus. “Untuk para pengajar paling tidak harus mempunyai background musik dan mengetahui tentang  terapis dan psikologi”, paparnya.
Dua musisi kondang tersebut sangat berharap dengan hadirnya terapi ini bisa menjadikan alternatif pengobatan bagi para ABK tanpa menggunakan obat-obatan.

Terapi Untuk ABK

Terapi Perilaku, Terapi Okupasi, Terapi Wicara, Terapi Sensor Integrasi, Remedial, Konsultasi Anak

 PROGRAM PUSAT TERAPI ANAK  :
1. Assessment Anak
Adalah langkah awal penanganan ABK  yaitu evaluasi prilaku menggunakan standart tertentu berdasarakan beberapa teknik dengan melakukan pemeriksaan dan observasi yang dilakukan secara cermat oleh tim terapis dan pisikolog, dengan tujuan pengkajian, penilaian dan pengukuran mendeteksi gangguan perkembangan anak. Melalui pemeriksaan dan observasi tersebut untuk menentukan penanganan program terapi/ rehabilitasi medik yang tepat untuk anak.
2. TERAPI PERILAKU
Adalah terapi yang bertujuan untuk perbaikan dan pembentukan pola prilaku ABK agar terbentuk pola prilaku yang baik, pola prilaku ABK yang berlebihan dikurangi dan yang berkekurangan/belum ada akan dibentuk, tujuan penanganan ini terutama adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak terhadap aturan. Terapi ini umumnya mendapatkan hasil yang signifikan bila dilakukan secara intensif, teratur dan konsisten pada usia dini.
ruang_aba_2.jpg
3. TERAPI OKUPASI:
 Occupational therapy berasal dari kata occupational yang artinya aktivitas dan therapy berarti penyembuhan atau pemulihan, sehingga occupational therapy adalah proses penyembuhan melalui aktivitas. Aktivitas yang dikerjakan tidak hanya sekedar membuat sibuk ABK, melainkan aktivitas fungsional yang mengandung efek terapetik dan bermanfaat bagi ABK. Artinya aktivitas yang langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehingga ABK dapat mandiri mengerjakan aktivitas sehari-hari
ruang_ot_2.jpg
 
4. TERAPI WICARA
 Adalah Terapi bagi ABK agar anak yang mengalami kelambatan, kesulitan bicara atau kesulitan berkomunikasi dengan mengajarkan atau memperbaiki kemampuan  untuk dapat berkomunikasi secara verbal yang baik dan fungsional sehingga kemampuan anak dalam berkomunikasi bisa lebih meningkat lebih baik 
sesi_tw_1.jpg
ruang_tw_2.jpg
5. TERAPI SENSORI INTEGRASI
Adalah Terapi bagi ABK yang bertujuan untuk melatih mengembangkan reaksi adaptif terhadap beberapa input, sehingga pada akhirnya anak dapat mengintegrasikan input - input tersebut, mengolah dan mengartikan seluruh rangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan kemudian menghasilkan respons yang terarah dan membangkitkan kemampuan untuk mengolah rangsang sensoris yang diterima Aktivitas fisik yang terarah, bisa menimbulkan respons yang adaptif yang makin kompleks. Dengan demikian efisiensi otak makin meningkat. Terapi integrasi sensoris bertujuan meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga ia lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya.
ruang_si.jpg
sesi_si2.jpg
sesi_si3.jpg
 
6. REMEDIAL
Merupakan suatu proses pembelajaran bagi anak yang mengalami kesulitan belajar, dimana materi yang diberikan dilakukan secara berulang menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan anak, sehingga anak bisa mengerti apa yang diajarkan.
 
 7. Konsultasi Anak
 
Fasilitas lain:
 camera.jpg
berkuda_indoor.jpg
panjat_tali.jpg